• LAZADA EVERMOS TOKOPEDIA SHOPPE TIKTOK

     

    MINAT PUNYA RUMAH DI BANDUNG ?

    syarat dan hambatan perawat yang ingin bekerja di jepang

    Bagi kalain yang masih kuliah di sekolah tinggi ilmu kesehatan dan  berencana bekerja di luar negeri, bekerja di negara Jepang mungkin salah satu yang harus direncanakan. Mengapa?. Karena negara matahari terbit tersebut selalu kekurangan tenaga perawat, selain bergaji tinggi, Jepang salah satu negara paling stabil, baik dari segi ekonomi maupun keamanan. Lalu apa saja syarat syarat yang harus dipersiapkan untuk bekerja di Jepang ?

    Berdasarkan aturan, perawat asal Indonesia yang ingin bekerja di Jepang, yang bersangkutan harus lulusan D3 akademi keperawatan atau S1 dari fakultas keperawatan serta memiliki pengelamam bekerja minimal 2 tahun.   Persyaratan lainnya adalah bagi para perawat yang lulus seleksi dan dikirim untuk bekerja sebagai perawat di Jepang, selama masa tinggal sementara mereka di Jepang, para perawat Indonesia ini harus mengikuti training selama 6 bulan, termasuk di dalamnya training bahasa Jepang. Kemudian setelah mereka menyelesaikan training tersebut, mereka harus training
    di rumah sakit dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan
    skill yang dibutuhkan dibawah pengawasan dari kangoshi (perawat Jepang). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sertifkasi perawat sesuai hukum dan peraturan negara tersebut.

    Para calon perawat dari Indonesia ini harus dapat lulus ujian lisensi keperawatan Jepang selama 3 tahun masa kerjanya di Jepang dan diberi kesempatan maksimal 3 kali mengikuti ujian lisensi tersebut, sedangkan bagi
    careworker mereka diberi 1 kali kesempatan mengikuti ujian selama 4 tahun masa kerja mereka di Jepang. Jika para perawat dan careworker Indonesia ini tidak lulus ujian lisensi keperawatan atau ujian lisensi careworker Jepang maka mereka harus pulang ke Indonesia setelah masa kontrak kerjanya habis.
     
    Skema Prosedur Pengiriman Tenaga Perawat (Ners) dan Careworker ke Jepang
     Tenaga perawat atau Ners yang ingin meniti karir di Jepang selain harus memenuhi persyaratan di atas, juga harus melalui tahap-tahap seleksi yang dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang. Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh calon ners dan careworker adalah penguasaan bahasa Jepang yang dibuktikan dengan sertifkat kelulusan JLPT (Japanese Language Profcient Test) minimal level 5 (N5). Untuk itu sebelum diberangkatkan ke Jepang para calon ners dan careworker harus menjalani pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan di Jakarta dan 6 bulan di Jepang.

    Setelah datang ke Jepang seorang calon ners bisa langsung ditempatkan di rumah sakit selama 3 tahun namun belum mendapat predikat sebagai ners profesional yang diijinkan untuk melakukan tindakan medis di rumah sakit. Untuk menjadi seorang perawat atau ners profesional calon perawat harus lulus ujian nasional perawat yang relative berat. Jika calon ners lulus ujian nasional tersebut maka dia akan menjadi perawat professional yang dihargai selayaknya perawat professional Jepang. Jika calon ners tidak lulus maka dia masih punya kesempatan sampai 3 kali ikut ujian nasional perawat. Jika test yang ketiga tidak lulus maka calon ners harus pulang ke Indonesia. Namun boleh
    mengikuti kembali ujian nasional perawat. 




     
    Peluang dan HambatanMelihat kondisi Jepang yang semakin kekurangan sumberdaya manusia usia produktif dan semakin meningkatnya jumlah penduduk usia tua, kebutuhan ners dan careworker tentu saja terus meningkat. Hal ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh calon ners dan careworker di Indonesia untuk meniti karir sebagai perawat profesional di Jepang. Apalagi pada dasarnya perawat dari Indonesia lebih disukai oleh masyarakat Jepang dari pada perawat dari Filipina ataupun Vietnam. Namun peluang yang lebar tersebut bukannya tanpa hambatan.

    Hambatan pertama adalah masalah bahasa. Seperti diketahui, bahasa Jepang merupakan bahasa yang tingkat kesulitannya tinggi bagi pembelajar Indonesia. Terlebih lagi bahasa Jepang menggunakan aksara yang tidak dipahami oleh bangsa lain. Kemampuan berbicara, membaca, dan menulis bahasa Jepang merupakan syarat mutlak yang tak dapat ditawar dalam proses seleksi calon perawat yang akan dikirim ke Jepang. Ujian nasional perawat yang harus ditempuh oleh calon perawat dari Indonesia dan negara lainnya, menggunakan standar yang sama dengan calon perawat dari Jepang sendiri. Tentu saja hal itu merupakan kompetisi yang tidak mudah bagi calon ners dan
    careworker dari Indonesia.

    Selain kendala bahasa, kendala budaya juga merupakan hambatan yang harus dihadapi oleh calon ners dan
    careworker yang ingin meniti karir di Jepang. Etos kerja masyarakat Jepang yang tinggi mungkin akan menyulitkan calon ners dan careworker dari Indonesia. Bukan hanya soal ritme kerja yang berbeda, namun jam kerja yang panjang juga menyulitkan bagi calon ners dan careworker yang beragama Islam untuk mencari waktu menunaikan sholat. Demikian juga mengenai makanan halal dan lainlain merupakan kendala tersendiri bagi calon ners dan careworker muslim. Di samping itu mindset masyarakat Indonesia tentang ners yang sudah selayaknya bekerja secara formal di rumah sakit menjadikan profesi sebagai careworker sebuah tantangan yang kadang sulit diatasi oleh calon careworker.

    Sebagian isi teks ditambah/dikurangi
    Sumber : Shobichatul Aminah; Stedi Wardoyo; Sri Pangastoeti
     

    No comments:

    Post a Comment