• LAZADA EVERMOS TOKOPEDIA SHOPPE TIKTOK

     

    MINAT PUNYA RUMAH DI BANDUNG ?

    cara berjualan tanpa harus punya kios

    Bagi anda yang ingin berdagang  namun belum punya modal untuk membeli kios,toko, lapak,  atau mendirikan bangunan sendiri, bisa mencoba dengan membentuk  komunitas  pedagang keliling. Di tempat kami disebutnya PARLING (Pasar Keliling). Praktek berdagang seperti ini dilakukan dengan cara berkeliling kedaerah-daerah (perkampungan/desa) yang kira-kira jauh dari pusat pasar.  Kemudian setelah tempat yang cocok sudah di dapat, mereka buka lapak dadakan. Parling biasanya dilakukan pada malam hari, ini bertujuan agar para calon pembeli bisa berkumpul setelah lepas aktivitas di siang hari. Selain itu, alasan cuaca juga jadi pertimbangan, dimana lapak yang dibuat tidak usah ditutupi, serta agar terbebas dari teriknya panas  matahari pada siang hari.
    Untuk menjangkau daerah-daerah/pelosok, pedagang menggunakan sarana sepeda motor sebagai alat untuk membawa semua barang daganganya. Satu kelompok bisa terdiri 5 sampai 10 pedagang  tergantung anggota yang berkumpul saat itu. Jam buka dimulai sore hari sampai jam 8 malam. Selain barang dagangan yang dibawa, ada peralatan lain yang harus dilengkapi  seperti alas buat gelar barang dan alat penerangan (lampu neon) lengkap dengan kabel, terminal, tiang lampu dan colokannya. Sementara sumber listrik bisa "nebeng" ke rumah penduduk. Harga sewa listrik bisa di atur.
    Untuk menhormati "tuan rumah", tentu saja kita harus basa basi dulu, kita bisa minta ijin berjualan pada pengurus wilayah setempat seperti ketua RT atau RW. Dan ini biasanya disambut hangat, karena selain mempermudah penduduk membeli kebutuhan, juga dengan adanya pasar keliling tersebut, wilayahnya jadi semarak.  

    PERLENGKAPAN ASESORIS HP SALAH SATU BARANG YANG LARIS DI PASAR KELILING


    Jenis barang dagangan yang cocok dengan cara berdagang keliling ini yaitu :
    • mainan anak
    • asesoris pakaian
    • pakaian
    • kaset CD/DVD
    • perabotan rumah tangga
    • asesoris alat elektronik seperti remote  tv, obeng, tang, antena , dll 
    • serta barang lain yang kira-kira dibutuhkan pembeli
    Dengan cara ini kesempatan untuk meraih keuntungan akan lebih efektif dibanding memaksakan diri untuk membeli kios dengan kredit ke bank. Caranya anda bisa menghubungi serta mengajak pedagang lain untuk bergabung.  Tentu saja jenis barang dagangan tiap-tiap pedagang harus berbeda.

    Ini adalah penuturan Pa Sumarna (37 tahun) yang sempat saya wawancarai dan  telah menggeluti cara berdagang keliling selama lebih 7 tahun.

    Menurutnya : Beliau pertama kali membentuk Parling yaitu   dengan mengajak pedagang lain yang belum punya tempat berdagang tetap untuk bergabung bersamanya. Ide usaha ini berasal saat dia melihat para pedagang yang selalu hadir pada setiap  pertunjukan hiburan  wayang golek. Dimana para pedagang yang selalu hadir pada setiap pertunjukan hiburan rakyat pasundan  tersebut adalah pedagang yang sama yang satu sama lain sudah mengenal karena telah membentuk suatu wadah. Menurut lelaki yang sudah punya 3 anak ini, ketika awal-awal terbentuk komunitas Parling, hanya terdiri dari 3 orang pedagang yang semuanya belum punya tempat berdagang. Namun lama kelamaan, ada juga pedagang lain yang sebenarnya sudah punya kios dipasar namun ikut bergabung.Sampai kini anggotanya mencapai 43 pedagang dan dibagi menjadi 3 kelompok. Pembagian tersebut dimaksudkan untuk menyebar pedagang  agar tidak berkumpuil pada satu tempat. selain itu anggota yang barang dagangannya hampir sama dengan yang lain bisa ikutan . Masih menurut Pa Sumarna, cara berdagang seperti ini sangat menguntungkan, selain tidak keluar modal untuk sewa tempat, kehadiranya selalu ditunggu pembeli. Karena istilahnya dia jemput bola.

    Masih menurutnya, selama 7 tahun menjadi Parling, hampir seluruh daerah di Jawa Barat sudah dikunjungi. Dan atas jerih payahnya bersama kelompoknya, kini dia bisa membangun rumah dan meyekolahkan anak.

    Mungkin bagi anda ide dari Pa Sumarna ini bisa dijadikan inspirasi.   

    No comments:

    Post a Comment