Kita pasti sering menonton acara-acara
di televisi khususnya program berita. Umumnya jarang ada pemirsa yang
memperhatikan bagaimana sutau liputan berita dimuat. Mulai dari liputan,
pengeditan, masuk redaksi dan akhirnya ditayangkan. Bagi orang yang bukan dari
latar belakang broadcasting, pasti bingung dengan berbagai istilah yang sering
muncul terutama saat suatu acara di tv berakhir. Nah,,,,,,sekedar berbagi saja,
inilah berbagai istilah di dunia pertelevisian kita. Semoga bermanfaat :
1.
Pra Produksi
Proses Pra Produksi adalah tahapan
dalam proses produksi yang merupakan pengembangan menjadi desain program
produksi. Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan produksi
adalah pra produksi, dimana dalam tahap pra produksi ini dilakukan; a. Perencanaan
Perencanaan produksi dibuat agar
semua kegiatan produksi dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Dalam sebuah perencanaan biasanya diadakan rapat tim.
b.
Penggalian
Penggalian disini yang dimaksud
adalah penggalian mengenai semua informasi untuk mencari data dan fakta. Dalam
penggalian digunakan rumus 5W+1H, yaitu : Siapa (Pelaku utama komunikasi yang
melakukan komunikasi, yang melakukan inisiatif kepada nara sumber), menyatakan
Apa (Apa yang disampaikan), pada Siapa (Pelaku komunikasi lain yang diposisikan
sebagai sasaran, penerima apa yang disampaikan), melalui Saluran Apa (alat yang
disalurkan,digunakan), dan Akibatnya (hasil yang terjadi pada pihak sasaran).
c.
Penulisan
Segala
kegiatan yang telah dilakukan dalam memproduksi sebuah program acara televisi
dituangkan dalam bntuk tulisan, kecuali bila laporan tersebut merupakan sebuah
liputan ang harus disiarkan secara langsung.
2.
Produksi
Proses produksi adalah seluruh
kegiatan (syuting) baik dalam studio maupun lapangan. Dalam proses produksi,
segala kegiatan meliputmateri dan teknis di operasikan secara keseluruhan baik
dalam atau diluar studio.
Dalam tahap ini biasanya sebuah
program acara ditujukan pada tahap pelaksanaan tersebut seorang presenter membuka sebuah program acara
berita dengan opening time, wawancara terhadap nara sumber serta pemutaran
video over yang telah diliput dan ditentukan untuk ditayangkan.
3.
Pasca roduksi
Pasca Produksi disebut juga proses
penyuntingan, dimana semua kegiatan setelah peliputan atau shooting atau taping
sampai dengan materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar
kembali. Biasanya pengevaluasian ini dilakukan dengan rapat tim.
Unsur-unsur Berita
Unsur-unsur
berita tersebut sangat bergantung pada berbagai pertimbangan seperti berikut,
diantaranya yaitu:
a.
Timeliness, yaitu waktu yang tepat. Artinya, memilih berita yang akan disajikan
harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat pemirsa.
b.
Proximity, yaitu artinya kedekatan. Kedekatan
disini maknanya sangat bervariasi, yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi
lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan, maupun kepentingan
yang terkait lainnya.
c.
Prominence artinya adalah orang yang
terkemuka. semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan
berita yang menarik pula. Mereka itu bisa saja dari berbagai kalangan seperti
tokoh politik, agama, seniman, ataupun tokoh militer.
d.
Consequence yang keempat adalah konsekuensi atau
akibat. Pengertiannya yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan,
perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkan
orang banyak, merupakan bahan berita yang menarik.
e.
Conflict (konflik) yaitu memiliki nilai
berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan.
f. Development (pembangunan) adalah merupakan materi berita yang cukup
menarik apabila reporter yang bersangkutan mampu mengulasnya dengan baik. Tentu
saja menyangkut berita-berita tentang keberhasilan pembangunan dan kegagalan
pembangunan. Dua sisi dari pembangunan tersebut memiliki daya tarik jika
diberitakan.
g.
Dissaster & Crimes (bencana) dan
Crimes (kriminal)
adalah dua peristiwa berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi para
pemirsa atau penonton.
h.
Weather (cuaca) yaitu di Indonesia atau di
negara-negara yang berada di sepanjang garis khatulistiwa memang tidak banyak
terganggu. Cuaca itu sangat mempengaruhi hari-hari kegiatan masyarakatnya
sehingga berita tentang cuaca mendapatkan tempat tersendiri.
i.
Sport adalah Berita olah raga (Sport)
sudah lama memiliki daya tarik. Karena itu olah raga menjadi bagian yang sangat menarik dalam
pemberitaan.
j.
Human Interest, adalah kisah-kisah yang dapat membangkitkan
emosi manusia seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis merupakan
peristiwa menarik dari segi human
interest. Karena itu, human interest adalah
beritaberita yang dapat menyentuh perasaan, pendapat, dan pikiran manusia.
Objeknya adalah bisa manusia sendiri, hewan, atau
benda-benda lainnya.
Reportase Televisi
Reportase adalah kegiatan jurnalis
televisi dalam mengumpulkan bahan-bahan berita dan menyeleksinya untuk
dijadikan berita. Banyak kalangan jurnalis menyebutnya news gathering atau melakukan peliputan berita. Reportase juga
sering diartikan laporan pandangan mata. Dalam hal ini reporter yang berada di
lapangan melaporkan kejadian baik disiarkan langsung maupun tunda.
Ada dua jenis reportase atau
peliputan yang berlaku di media televisi. Pertama adalah reportase terencana,
yaitu reportase yang dilakukan berdasarkan perencanaan. Bisanya melalui rapat
redaksi. Kedua adalah reportase tidak langsung dan biasanya mendadak dilakukan
langsung di lapangan. Ini terjadi misalnya ketika reporter dan kamerawan akan
meliput sesutu acara ternyata di jalan menemukan peristiwa kecelakan di jalan
tol.
Terhadap peristiwa yang didapatkan
di lapangan langsung, biasanya reporter akan melakukan kontak dengan
koordinator liputan maupun produser di news
room untuk memastikan apa yang akan dilakukannya. Di samping itu juga untuk
menentukan prioritas apa yang harus dikerjakan, atau agar liputan yang direncanakan mungkin bisa digantikan
orang lain.
Definisi Reporter
.Reporter
adalah pemberi laporan atau wartawan. Seorang reporter bekerja sebagai jurnalis
yang bertugas mengumpulkan berita dari beberapa sumber yang berbeda,
mengorganisasikan stiap laporan dan sewaktu-waktu menulis dan melaporkannya
melalui stasiun televisi.
Dalam bekerja, seorang reporter
tidak seorang diri, ia paling tidak disertai seorang juru kamera. Jika tim itu
lengkap maka akan juga ikut serta seorang juru suara (sound man), dan juru
lampu (lighthing man). Dibeberapa negara bahkan kini tengah dikembangkan model
”one man news team” yaitu reporter merangkap juru kamera. Alasannya tentu dalam
rangka efisiensi anggaran. Tetapi banyak kalangan menilai model ”one man news
team” ini tidak menghasilkan Suatu Sajian yang maksimal dalam banyak pnyajian
peristiwa berita. Karena itu model tersebut tidak begitu popular namun masih tetap dilakukan untuk liputan
peristiwa-peristiwa tertentu.
Reporter adalah sebutan bagi salah
satu profesi yang digunakan dalam bisnis media massa. Sebelum ini di Indonesia
lebih dispesifikasikan untuk radio dan televisi. Sedangkan bagi media massa
cetak cenderung menggunakan sebutan wartawan. Keduanya dapat saja dipakai,
karena ruang lingkup tugasnya secara umum adalah sama. Kadang-kadang orang juga
menyebut kedudukan tersebut sebagai koresponden.
Sebenarnya
sebutan koresponden memiliki sedikit perbedaan dengan reporter atau wartawan.
Perbedaannya, sebutan koresponden biasanya hanya diberikan kepada para
reporter yang ditugaskan secara permanen di luar kota baik didalam suatu ngara
yang sama atau di luar negeri. Sedangkan sebutan reporter diberikan
kepada merka ang bersangkuatan beroperasi. Ia tetap saja disebut reporter
walaupun suau saat ditugaskan ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.
Reporter Televisi
Pekerjaan seorang reporter televisi
Indonesia sedikit berbeda dengan pekerjaan serupa di Amerika. Di televisi
Indonesia, seorang reporter televisi sebagai wartawan aktif bertugas
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, lalu menyusunnya ke dalam format
penulisan berita kemudian disiarkan.
Siaran liputan berita yang ia buat
bisa dibacakan oleh penyiar pada saat siaran atau ia sendiri yang mengisi suara
laporan tersebut sedangkan pnyiarnya hanya berfungsi menghantarkan kalimat awal
atau lead atau teras berita. Reporter televisi juga berfungsi sebagai produser
untuk liputan yang ia lakukan. Ia memimpin liputan tersebut sehingga ia harus
dapat mengarahkan juru kamera tentang gambar apa yang ia butuhkan untuk
melengkapi laporan beritanya.
Jadi semuda apapun usia reporter, ia
adalah pemimpin produksi saat menjalankan tugasnya. Juru kamera, juru suara
atau juru lampu yang ada di dalam tim produksi tersebut harus tunduk kepada
reporter. Apakah yang lain tidak punya hak untuk memberikan masukan atau ide
kepada reporter mengenai berita yang sedang diproduksi itu? Tentu saja bisa.
Walaupun reporter berkapasitas produser, ia juga harus bisa menjaga team work
dengan baik. Sehingga kerjasama antara satu dan yang lain sangat diperlukan
dalam rangka menghasilkan produksi yang maksimal. Namun sebagai produser,
reporterlah yang harus mengambil keputusan akhir tentang sesuatu hal yang perlu
dilakukan atau tidak.
Sebaiknya reporter memang
dispesialisasikan misalnya, menjadi reporter Politik, Ekonomi, Kesehatan, atau
Militer sehingga berita yang ia liput akan jauh lebih variatif dan berbobot
dibandingkan hasil liputan reporter yang generalis. (Askurifai Baksin, 2006)
Karena itu seorang reporter haruslah
orang yang terlatih baik dalam menyelidiki maupun mengumpoulkan bahan berita,
yang akhirnya akan menjadi sebuah laporan menarik untuk dapat diterima penontonnya.
Dengan demikian memiliki Sense Of News yang
fungsinya pengetahuan jurnalistiknya tidak main-main. Ia juga harus mengetahui
cara-cara menulis untuk medium televisi yang tentu saja dalam banyak hal
memiliki perbedaan dengan media cetak.
Pengetahuan
tentang jurnalistik siaran (broadcast jurnalism) Sangat perlu dipelajari untuk
seorang yang akan menggeluti profesi sebagai reporter atau wartawan. Tujuannya
agar mereka memiliki kemampuan, baik teknis maupun non teknis dalam menyajikan
berita yang diliputnya. Tentu saja hal ini agar laporannya menjadi menarik
bahkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi oleh para penontonnya. Tentu
faktorfaktor yang menyangkut aktualitas merupakan hal pokok yang tidak akan
dikesampingkan begitu saja.
Di dalam medium televisi, faktor
teknis harus dapat diketahui secara pasti oleh para reporter misalnya hal-hal
yang berkaitan dengan on atau off camera Technique, voice over, dan lain-lain.
Secara umum tahapan produksi yang terdiri atas Pre Production, Production, dan
Post Production yang harus dapat dipahami.
Kelompok yang termasuk di dalam
bahasan jurnalistik siaran (Broadcast
Journalism) adalah sebagai berikut;
A.
News/
Berita (Straight, Investigative)
B.
News
Interview/ Wawancara Berita
C.
Feature/
Human Interest
D.
Magazine/
Tabloid
E.
Ulasan/
Editorial
F.
Live
Reporting/ Siaran Langsung
Keenam jenis dalam kelompok
reporting tersebut memiliki perbedaan baik di dalam format penyajian maupun
teknik penulisannya. Sekalipun demikian kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu
memberikan informasi baik untuk tujuan menghibur, mendidik maupun mempengaruhi.
(Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi, 2006)
Tugas Dan Tanggung Jawab Reporter
Menurut Dedy Iskandar (2003:
166-167), menjadi seorang reporter memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab,
diantaranya sebagai berikut :
1.
Melihat
Jadwal Liputan
2.
Mencari
Materi Liputan
3.
Peninjauan
Alat dan Transportasi Untuk Liputan
4.
Meliput
Kejadian/ Peristiwa Di Lapangan
5.
Mencari
Sumber Berita
6.
Wawancara
Dengan Nara Sumber
7.
Membuat
Naskah Berita/ Script
8.
Berkoordinasi
Dengan Koordinator Liputan
9.
Memilih
Gambar Yang Akan Ditayangkan
10.
Mengedit
gambar sesuai naskah berita
Kameraman
Kameraman adalah orang yang
mempelajari kamera untuk mengambil gambar
film atau televisi. Kameraman atau kamerawan bertanggung
jawab untuk mengoperasikan
kamera televisi.
Dari
pengertian menurut para ahli di atas, penulis menyimpulkan kameraman adalah
orang yang bertugas melayani kamera untuk mengambil gambar dan bertanggung
jawab atas pengoperasiannya.
Editor
Editor menurut Asep Samsul (2005:67)
adalah orang yang menyunting naskah atau disebut juga redakur. Menyunting
naskah (editing) adalah sebuah proses memperbaiki atau menyempurnakan tulisan
secaa redaksional dan substansional.
Sedangkan Dedy Iskandar (2003:53)
mengemukakan, editor bertanggung jawab pada semua bagian di bidang pemberitaan.
Memutuskan kebijaksanan umum yang berkaitan dengan editorial dan pengoperasian
jangka panjang. Editor juga secara keseluruhan bertanggung jawab tetapi tidak
mencampuri urusan-urusan harian, bertanggung jawab terhadap tampilan acara
berita seperti penampilan background penyiar berita, penggunaan dan pemilihan
penyiar berita.
Dari definisi-definisi para ahli di
atas, maka penulis menyimpulkan editor adalah orang yang menyunting naskah
untuk memperbaiki dan menyempurnakan tulisan secara redaksional, selain itu ia
juga bertanggung jawab pada semua bagian di bidang pemberitan.
Dubbing
Dubbing adalah merekam voice over reporter atau mengisi suara ke dalam pita kaset, istilah
ini dikenal dengan pengisian suara.
Dubbing
menurut Ivon Rose (2000) adalah suatu profesi yang dilakukan oleh seorang
professional di bidang suara (dubber)
untuk merubah sebuah tayangan berbahasa asing menjadi tayangan yang berbahasa
Indonesia.
Sedangkan menurut Muriyono (1997) dubbing (sulih suara) adalah proses
mengisi suara pada suatu tayangan dengan karakter suara masing-masing pada
tokoh yang diperankan dengan teknik vocal yang berbeda-beda pula.
Redaksional
Dalam organisasi televisi dimanapun,
sebelum seorang reporter turun atau diturunkan ke lapangan, ia harus lebih dulu
mendengarkjan redakturnya. Apa-apa yang dihasilkan dalam rapat redaksi seputar
berita-berita yang perlu diliput. Rapat dihadiri oleh para redaktur dan dipimpin oleh pemimpin redaksi
pelaksana untuk menentukan berita apa saja yang akan disajikan esok hari.
Pemimpin redaksi bertanggung jawab
atas operasi keredaksian secara keseluruhan, tempat dimana kegiatan keredaksian
ini berlangsung disebut dapur redaksi. Dapur redaksi dipimpin dan dikelolah
langsung oleh redaksi pelaksana. Sedangkan redaksi hanya mengawasi dan
mengarahkan atau melakukan supervisi atas operasionalisasi keredaksian.
(Muhammad Budyatna, 2005:72-74)
Redaksi
pelaksana adalah eksekutif yang bertugas mengawasi pelaksanaan peliputan berita
atau boleh juga disebut kapten regu pemberitaan. Ia bertanggung jawab atas
disajikannya berita-berita yang berimbang dan lengkap tentang berita-berita
baik lokal ataupun internasional.
No comments:
Post a Comment